Anggota TNI di Papua

Jakarta, Pro Legal News - Pihak kepolisian akan melakukan tiga pendekatan untuk menyelesaikan konflik di Nduga, Papua. Selain itu, penegakan hukum tetap di kedepankan pasca penyaderaan dan penembakan yang menewaskan Brigtu Heidar di Papua.

Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, tiga pendekatan dimaksud masing masing pendekatan preemptive, preventif dan penegakan hukum. Kegiatan preemptive ini dilakukan Tim Satgas Nemangkawi.

"Pendekatan melalui edukasi, pelatihan yang berhubungan dengan bercocok tanam, peternakan dan lainnya," kata Dedi, Kamis (15/8).

Tindakan preventif lanjut Brigjen Dedi salah satunya memberikan imbauan kepada masyarakat agar tak terlibat KKB. "Patroli kewilayahan juga digencarkan," ujarnya.

Selain itu, Polri juga tetap melakukan penegakan hukum yang disertai tiga pendekatan secara bersamaan.

Dikatakan Brigjen Dedi, pihak kepolisian sudah memetakan jaringan KKB di Papua. Saat ini KKB sudah semakin kehilangan kontrol di sejumlah distrik. Polisi juga sudah mempunyai mapping siapa-siapa saja yang melakukan di beberapa distrik di Papua.

KKB kini resah karena mulai dari beberapa tahun lalu mereka mengontrol beberapa distrik tapi setelah Kapolri  Tito jadi Kapolda di sana, kontrol distrik di sana sudah mulai lepas karena diskusi TNI-Polri.

Sebab, kontrol mereka lepas karena adanya Satgas Nemangkawi merebut simpati masyarakat.

KKB sudah tidak mampu mengontrol distrik yang sekian lama mereka kontrol, bahkan mereka membangun markas di situ dan markasnya sekarang sudah dihanguskan.

Mereka akhirnya lari ke hutan dan di dalam hutan lah mereka melakukan hit and run serangan sporadis terhadap TNI polri yang melaksanakan tugas menjaga distrik di sana.

Sebelumnya, Tim Kemanusiaan Nduga menilai dialog bisa menjadi menjadi salah satu upaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua. Rico