5 Pemulung Diantar Mensos Untuk Kerja Di Grand Kamala Lagoon
Bekasi, Prolegalnews – Meski sempat menuai polemic tentang keberadaan para pemulung di Jalan Jenderal Sudirman, Mensos tidak bergeming. Dengani didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat, Mnesos Tri Rismaharini mengantar langsung 5 orang Pemulung di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi untuk memulai kerja di Grand Kamala Lagoon, Bekasi. Risma membuka akses pekerjaan kepada pemulung yang beberapa hari lalu ia temui di wilayah DKI Jakarta.
“Hari ini kami mengantar 5 orang pemulung yang siap bekerja dan mengajukan diri ikut bekerja. Kami beri akses pekerjaan kepada 5 pemulung yang kami temukan di berbagai lokasi kemarin. Kami sudah hubungkan dengan pihak Grand Kamala Lagoon dan Insya Allah mereka akan bekerja mulai hari ini,” ujar Risma. Mensos menuturkan jika dirinya menemukan para pemulung ini di beberapa wilayah di DKI Jakarta. “Saya berangkat kerja pasti setiap hari akan berubah lokasi keberangkatan. Lalu ketika saya ketemu warga terlantar saya punya kewajiban untuk membantu,” ujarnya.
Para pemulung yang diantar Mensos itu adalah M. Faisal, kelahiran Medan, 2 Maret 1972, berasal dari Sumatera Utara. Pria lulusan Sekolah Dasar ini memiliki pengalaman kerja sebagai nelayan dan pemulung. Ia ditemukan di Pasar Baru pada 4 Januari 2021. Roni Adnan, Pria kelahiran Jakarta, 15 Juli 1985 ini berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dirinya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebelumnya Roni berprofesi sebagai pemulung. Ia merupakan rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten Subang pada 5 Januari 2021,
Selanjutnya yaitu Muhamad Rohim, Pria kelahiran Blora, 5 Agustus 1984 ini tinggal di Blora dan memiliki pengalaman kerja sebagai supir ojek online, kurir paket dan tukang parkir. Rohim pernah mengejar pendidikan Paket B agar setara Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia ditemukan di Jalan Salemba Jakarta Pusat pada 6 Januari 2021.
Firman Utina, salah satu Pemulung dengan usia muda ini berasal dari Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pria kelahiran Bekasi, 5 Juni 2004 ini berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Ia pernah berprofesi sebagai pedagang pemulung dan pengamen. Ia ditemukan di Stasiun Manggarai pada 6 Januari 2021. Sementara Irman Yuda. Pria kelahiran Jakarta, 3 Juni 1972 ini tinggal di kelurahan Manggarai Selatan Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Ia berpendidikan terakhir SMP dan pernah bekerja sebagai Sales Promotion Boy (SPB) di salah satu swalayan dan juga pernah menjadi pemulung. Ia ditemukan di Stasiun Manggarai pada 6 Januari 2021.
Dalam kesempatan itu Mensos mengatakan bahwa apa yang dilakukan merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai manusia. “Jadi, tolong mbak, apa ndak bisa kita melihat bahwa kita manusia. Saya manusia apa kalau saya diam saja melihat warga terlantar. Gak usah lihat saya sebagai Mensos, tapi sebagai manusia yang punya tanggung jawab kepada Tuhan,” bebernya kepada awak media saat ditemui di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.
Pasca bertemu media, Risma langsung bertolak ke Grand Kamala Lagoon untuk mengantar langsung 5 orang pemulung yang akan bekerja. Mereka akan di asesmen oleh pihak Grand Kamala Lagoon, perusahaan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Pembangunan Perumahan (PP) Tbk. Mereka akan ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan terakhir.
“Saya diinfokan dari Kementerian Sosial bahwa ada binaan dari kementerian yang bisa kami akomodir, selama kita bisa membantu kita akan mengakomodir apa yang jadi program Kementerian Sosial,” beber Rudy Harsono, Direktur Operasi I PT. PP Tbk.
Rudy menjelaskan bahwa Kawasan Grand Kamala Lagoon di Bekasi ini luasnya 24 hektar. Ada apartemen, ada hotel dan ada kawasan yang dikelola sendiri dari building management PP Properti. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga untuk penataan garden (taman). “Perusahaan juga butuh untuk building management di apartemen, untuk memonitor token listrik, untuk cleaning service. Jadi, kita akan menyesuaikan,” jelasnya.(Ade)