a a a a a a a a a a a
logo
Tentang KamiKontak Kami

Tagana Semakin Menjadi Andalan

Tagana Semakin Menjadi Andalan
Tagana Edukasi 5.500 Siswa Pandeglang Hadapi Bencana
Pandeglang, Pro Legal News - Di penghujung tahun 2019 lalu anak Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda kembali memuntahkan lava yang menimbulkan tsunami di Selat Sunda. Akibat bencana tsunami itu tercatat setidaknya 430 jiwa meninggal dunia dan 7 202 orang menderita luka-luka serta 40. 386 jiwa harus hidup di pengungsian, Bencana tsunami itu merupakan bencana yang kesekian kalinya yang melanda Indonesia. Sesuai dengan topografinya sebagai ring of fire (cincin api) Indonesia adalah wilayah yang rawan bencana.

Maka menyadari jika Indonesia adalah negeri yang menjadi langganan bencana, Presiden Joko Widodo memberikan instruksi ke jajaran kabinetnya agar diberikan edukasi kesiap siagaan bencana kepada para siswa di sekolah. Dengan bekal pengetahuan yang sederhana diharapkan setiap siswa mampu mengevakuasi diri jika terjadi bencana sekaligus memberikan bantuan terhadap masyarakat di lingkungan sekitar.

Menindak lanjuti instruksi Presiden Jokowi itulah, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial melalui Tagana (Taruna Siaga Bencana) bersama dengan Kementerian Pendidikan, TNI, Polri serta BNPB membuat Program Tagana Masuk Sekolah (TMS) serta Kampung Siaga Bencana (KSP) yang diadakan di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, 12-19 Februari 2019.

Menurut Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam program Tagana Masuk Sekolah (TMS) yang berlangsung selama sepekan itu tercatat setidaknya 7000 siswa tingkat SD, SLTP dan SLTA yang berada di wilayah Pandeglang dan sekitarnya telah menerima pembekalan tentang teknik yang sederhana dalam melakukan evakuasi bencana. Sehingga para siswa dan masyarakat di wilayah itu bisa melakukan evakuasi dan penyelamatan para korban benacana secara cepat sebelum datang tim evakuasi dari berbagai instansi. Sehingga angka korban dapat diminimalisir secara dini.

Rangkaian acara Program Tagana Masuk sekolah (TMS) serta Kampung Siaga Bencana (KSB) itu terdiri dari beberapa kegiatan seperti, 1. Tagana Masuk Sekolah yang berlangsung dari tanggal 15-18 Februari yang dilakukan di 55 sekolah yang ada di wilayah Pandeglang dan sekitarnya. Dalam program TMS tersebut setidaknya 5700 siswa telah memperoleh pembekalan yang memadai dalam menghadapi bencana.2. Kegiatan fasilitasi terhadap 429 warga yang ada 7 kecamatan yang ada di Pandeglang. 3. Kegiatan Penghijauan berupa penanaman 2250 pohon yang merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup serta BPNP. Kegiatan penanaman pohon itu dilakukan secara bersama-sama antara, Tagana, TNI, Polri serta masyarakat. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman yang memiliki akar tunjang sebagai upaya untuk menjaga pantai dari bahaya abrasi.

Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam rangkaian acara tersebut adalah pemberian bantuan logistik malalui Bantuan Presiden (Banpres) berupa bantuan logistic sebagai buffer stock, untuk mengantsipasi bencana senilai sekitar Rp 750 juta serta bantuan berupa satu unit mobil senilai Rp 600 juta, sehingga total nilai bantuan tersebut sekitar Rp 1,34 M.

Penutupan acara TMS dan KSB yang melibatkan 1400 personil Tagana Banten, 200 personil Tagana, Jawa Barat serta masing-masing 2 personil perwakilan dari Jawa Timur, Jawa Tengah serta Yogyakarta itu dilakukan di Lapangan Alun-alun, Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Senin, (16/2).

Acara penutupan itu dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pendidikan, Gubernur Banten, Wahidin Halim, Kepala BMKG, Dwikorita, Kapala BNPB, Bupati Pandeglang, Irna Narulita. Kapolda Banten, Brigjen Pol Tomsi Tohir, Pangdam III Siliwangi, Mayjend TNI, Sri Soewandono, Dirjen Linjamsos, Harry Hikmat, Direktur PSKBA, Margo Wiyono serta Pembina Tagana, Ian Kusmadiana.

Meski berjalan secara sederhana, acara penutupan berlangsung semarak, masyarakat di sekitar lokasi sangat antusias menyambut orang nomor satu di Indonesia itu. Meski dihadiri puluhan ribu orang yang terdiri dari para siswa sekolah, ibu-ibu, personil Tagana serta tamu undangan, acara itu berjalan secara tertib.

Tagana Semakin Menjadi Andalan Negara

Ditunjuknya Tagana sebagai pilot project dalam pembekalan ilmu evakuasi korban bencana kepada para siswa itu membuktikan jika kehandalan dan profesionalitas Tagana dalam memberikan bantuan kepada para korban bencana semakin diakui. Meski hanya merupakan unit relawan tebukti soliditas dan profesionalitas Tagana tidak bisa diragukan. Walaupun sarana prasana yang dimiliki terbilang minim, namun militansi Tagana telah diakui dunia. Bahkan perwakilan dari berbagai Negara seperti Jepang dan Korea mengaku kagum dengan kemampuan yang dimiliki Tagana.

Tagana kini telah menjelma menjadi unit serbaguna sekaligus kebanggaan Kementerian Sosial. Kelebihan yang dimiliki oleh Tagana, selain handal dalam memberikan bantuan terhadap korban bencana, Tagana juga memiliki kemampuan yang handal dalam memberikan bantuan pasca bencana seperti trauma healling. Bahkan Tagana juga memiliki berbagai special treatment, sehingga korban bencana bisa kembali hidup normal seperti sebelum mengalami bencana.

Unit ini saat ini memiliki jumlah personil sekitar 37.000 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga setiap terjadi bencana, Tagana selalu berada di garda terdepan. Bahkan hanya dalam hitungan menit, Tagana telah berada di lokasi bencana. Eloknya, unit ini adalah unit yang merupakan komunitas relawan bukan unit yang organik yang disatukan oleh doktrin kemanusiaan. Tagana merupakan unit yang merupakan prototype budaya Bangsa Indonesia yang terkenal sebagai bangsa yang ramah serta suka membantu orang lain. Tim
Dikbud Tagana Semakin Menjadi Andalan