a a a a a a a a a a a
logo
Tentang KamiKontak Kami

Dorong Trasformasi Industri Digital, Kemenperin Gelar Roadshow INDI 4.0

Dorong Trasformasi Industri Digital, Kemenperin Gelar Roadshow INDI 4.0
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara
Pro Legal News - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merumuskan indikator untuk mengukur kesiapan sektor manufaktur dalam bertransformasi menuju industri 4.0 yang disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (Indi 4.0). Hal tersebut merupakan tindak lanjut implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018 lalu.“INDI 4.0 adalah tools untuk menilai kesiapan industri menerapakan teknologi 4.0. Ini dirancang oleh Kemenperin yang bekerja sama dengan beberapa lembaga experts,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta, Rabu (14/8).

Guna semakin menggaungkan industri untuk bertransformasi dan mengimplementasikan industri 4.0, Kemenperin menyelenggarakan Roadshow INDI 4.0. Gelaran tersebut sekaligus menjadi sarana para stakeholder dan ekosistem industri 4.0 untuk menunjukkan hasil dan capaian mereka dalam mengadopsi industri 4.0.

Roadshow INDI 4.0 yang perdana bakal dilaksanakan di Kota Surabaya, dengan mengusung tema “Pendampingan Implementasi Industri 4.0”. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, pada17-18 September 2019. “Surabaya jadi kota pertama untuk roadshow, nanti terus berlanjut di beberapa kota lain. Tujuannya, kami ingin menunjukkan ke publik kemampuan sektor industri di Indonesia dalam menerapkan industri 4.0,” ungkap Ngakan.

Kepala BPPI menyampaikan, selain untuk sosialisasi, Roadshow INDI 4.0 juga bertujuan memberikan pemahamanan pada masyarakat industri tentang kesiapan dan langkah menuju era industri 4.0. Selain itu memberikan gambaran mengenai penguatan ekosistem industri 4.0 yang dibangun, baik itu oleh pemerintah, industri, asosiasi, technical provider, consultant group, akademisi, research and development, serta financial actor.

Dalam roadshow tersebut, Kemenperin melibatkan beberapa asosiasi industri untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Asosiasi yang dilibatkan, antara lain Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), Asosiasi Bigdata Indonesia (ABDI), Asosiasi Pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, serta Suzuki Indomobil Motor Supplier Club. “Memang kami ingin dalam setiap gelaran INDI 4.0 akan melibatkan banyak pihak untuk semakin menguatkan ekosistem industri 4.0 ke depannya,” ujarnya. Menurut Ngakan, pada setiap gelaran Roadshow INDI 4.0, akan mengangkat pula kisah sukses dari pelaku sektor manufaktur yang telah mentransformasikan industri 4.0.

Salah satu yang diangkat, misalnya perjalanan PT Schneider Electric Manufacturing Batam yang berhasil menjadi lighthouse atau percontohan industri 4.0 di Indonesia sesuai hasil studi World Economic Forum (WEF).  “Dengan bentuk sosialisasi seperti itu, diharapkan industri lainnya mampu belajar dari perusahaan yang telah menjadi percontohan,” tuturnya.

Bentuk sosialisasi lainnya, akan dilakukan kunjungan pabrik ke PT Indolakto sebagai salah satu perusahaan yang telah mengimplementasikan industri 4.0 dan penerima penghargaan INDI 4.0 pada April 2019 lalu. “Dengan begitu para stakeholder dapat melihat secara riil bagaimana industri 4.0 ini diimplementasikan di sektor manufaktur,” paparnya.

Siap menuju industri 4.0

Ngakan menambahkan, dalam upaya mendorong transformasi industri 4.0, hingga kini Kemenperin telah melakukan assessment terhadap 326 perusahaan manufaktur. Dari hasil penilaian tersebut, terlihat sejumlah perusahaan sudah siap menuju industri 4.0. “Kami mengklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama, sebanyak 166 perusahaan memiliki rentang skor 1-2 atau 50,92%, yang menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0,” ungkapnya.

Kelompok kedua, sebanyak 116 perusahaan industri memiliki rentang skor 2-3 atau 35,58% yang menunjukkan kesiapan sedang, dan sebanyak 22 perusahaan industri atau 6,75% menunjukkan telah menerapkan industri 4.0. “Dengan assessment pada 326 perusahaan itu, kami ingin mengetahui mereka seberapa siap  bertransformasi ke industri 4.0. Kemudian, nantinya kami juga mendapat gambaran untuk memberikan pendampingan sampai mereka melakukan transformasi industri 4.0,” imbuhnya.

Ngakan menyebutkan, dari hasil assessment INDI 4.0, Kemenperin telah memberikan penghargaan kepada lima perusahaan yang telah mengimplementasikan industri 4.0, yaitu PT Indolakto yang bergerak di sektor makanan dan minuman, serta PT Pupuk Kaltim pada sektor kimia.

Selanjutnya, PT Pan Brothers, Tbk untuk sektor tekstil, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam sektor otomotif dan PT Hartono Istana Teknologi di sektor elektronika. “Berdasarkan studi yang kami lakukan, ada lima sektor yang didorong untuk bertransformasi,” sebutnya.

Sebagai tindak lanjut assessment dan peluncuran INDI 4.0, BPPI Kemenperin juga melakukan pilot pendampingan implementasi industri 4.0 kepada 10 perusahaan terpilih, yaitu PT Sanken Argadwija (elektronika), PT. Biggy Cemerlang (kimia), PT. Globalindo Intimates (tekstil), PT. Suzuki Indomobil Motor (otomotif), serta PT. Paragon Technology and Innovation (kimia).

Berikutnya, PT. Belindo International Carpet (tekstil), PT. Dharma Precision Parts (otomotif), PT. Sunindo Adipersada (aneka), PT. Nutrifood (makanan minuman), serta PT. Niramas Utama (makanan minuman). “Pendampingan ini untuk memberikan stimulus kepada perusahaan dalam melakukan transformasi industri 4.0. Sudah saatnya Kemenperin melakukan pendampingan secara teknis dan implementatif di industri agar proses transformasi industri 4.0 dapat berjalan dengan baik,” tandasnya. Adv
Makro Dorong Trasformasi Industri Digital, Kemenperin Gelar Roadshow INDI 4.0