Pelaku Penyiraman Air Keras Mengaku Kesal Dengan Tingkah Novel Baswedan
Novel Baswedan
Jakarta, Pro Legal News - Sungguh luar biasa, hanya berselang dua pekan setelah dilantik menjadi Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo berhasil mengungkap dan menangkap dua pelaku penyiraman air keras ke wajah penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dalam pemeriksaan kedua pelaku yang anggota Polri aktif berpangkat Brigadir, RM dan RB mengaku kesal dengan tingkah Novel.
Hingga Sabtu (28/12) kedua pelaku yang kini ditahan di Polda Metro Jaya terus diperiksa secara meraton. Kedua tersangka mengaku aksi penyiraman itu atas inisitif mereka sendiri, tanpa ada yang menyuruhnya. Namun tim penyidik Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri terus mendalami untuk mengungkap keterlibatan pihak lain di balik kasus tersebut.
Kabareskrim Polri Komjem Listyo Sigit, Jumat (17/12) malam mengatakan, kedua pelaku ditangkap pada Kamis (16/12) di kawasan Cimanggis, Depok. Pihaknya akan terus mengembangkan dengan ditangkapnya dua pelaku yang diketahui anggota Brimob Polri aktif.
Dikatakan Komjen Listyo sigit dalam penangkapan kedua pelaku yang kini resmi ditahan di Polda Metro Jaya pihaknya bekerjasama dengan Kops Brimob Polri.
Namun informasi lain menyebutkan, kedua pelaku bukannya ditangkap, melainkan menyerahkan diri. Sejauh ini belum diketahui apa latar belakang yang membuat kedua pelaku dendam dengan Novel Baswedan sehingga keduanya nekat menyiram air keras membuat penyik KPK itu harus kehilangan satu bola matanya.
Tim penyidik masih mendalami pengakuan kedua pelaku atas motif penyiraman air keras itu. Apa benar hanya kesal atau ada unsur lain yang membuat keduanya nekat membuat kedua pelaku berani mengambil resiko harus mendekam dalam penjara dan terancam dipecat dari anggota Polri.
Untuk mengkap dan menangkap pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, Polri membutuhkan waktu yang cukup panjang. Tercatat dua tahun delapan bulan, polisi baru bisa bernafas lega dengan ditangkapnya dua pelaku itu.
Kasus penyiraman air keras yang membuat Novel harus menjalani operasi berulang kali di Singapura terjadi 11 April 2017. Saat iti, Novel baru pulang dari sholat shubuh di Masjid Al-Ikhsan tidak jauh dari rumahnya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dalam perjalanan pulang dengan berjalan kaki, sekitar pukul 05.10 WIB, tiba tiba dia didekati dua pelaku berboncengan sepeda motor langsung menyiramkan air keras ke mukanya. Saat itu dia teriak hingga memancing perhatian jamaah masjid tetsebut.
Keesokan harinya Novel diterbangkan ke Singapura untuk menjalani perawatan di Singapore General Hospital. Dalam perawatan di Singapura, Novel sempat memberi keterangan soal sosok jenderal yang diduga menjadi pelaku teror di balik penyiraman air keras kebwajahnya.
Mabes Polri sempat mengirim tim ke Singapura untuk konfirmasi atas pernyataan Novel. Kapolri yang saat itu dijabat Jenderal Tito Karnavian melaporkan perkembangan dan menunjukkan sketsa dua pelaku pada Presiden Joko Widodo.
Sketsa diperoleh dari keterangan dua orang saksi. Ternyata dua orang yang sempat diamankan polisi akhirnya dibebaskan lagi, karena polisi tidak memiliki bukti yang kuat bahwa kedua orang itu sebagai pelakunya.
Dua tahun delapan bulan kasus penyiraman air keras itu bergulir tanpa ada kejelasannya. Kapolri Tito Karnavian akhinya diganti Idham Azis sebagai Kapolri.
Presiden RI Joko Widodo memberikan waktu kepada Kapolri Jenderal Pol Idham Azis untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan hingga Desember 2019.
Kapolri Idham Azis setelah dilantik jadi Kapolri setiap ditanya wartawan selalu mengatakan, kasus Novel Baswedan akan terungkap setelah Kabareskrim Polri yang baru dilantik. Tercatat dua pekan setelah Listyo Sigit notabene mantan ajudan Presiden Jokowi dilantik, dua pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel pun ditamgka. Tim