Pro Legal News - Direksi PT Marga Trans Nusantara (MTN) sebagai badan usaha jalan tol (BUJT) harus melakukan pengetatan anggaran. Cukup banyak masalah yang harus ditanggung, di antaranya kelebihan pembayaran jasa pemborongan pekerjaan pembangunan jalan tol, kerugian operasional, dan biaya bunga modal atau cost of fund (CoF). “Mungkin dalam rangka penghematan itu, maka direksi membatasi biaya acara buka bersama,” tutur pihak manajemen MTN akhir April 2023.
Kelebihan pembayaran Jasa Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol yang ditanggung PT Jasa Marga Tbk (Persero) melalui anak-anak perusahaannya berkisar Rp 175 milyar. Di antaranya kelebihan pembayaran jasa pemborongan pekerjaan pembangunan jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) II Ruas Kunciran Serpong Paket 1 (Kunciran – Parigi) sebesar Rp 5.45 milyar.
Karyawan Jasa Marga
Ruas tol Kunciran Serpong dimiliki oleh PT MTN. Saham BUJT tersebut dimiliki PT Jasa Marga Tbk (JM) 60 persen, PT Astra Tol Nusantara (ATN) 30 persen dan PT Transutama Arya Sejahtera (TAS) 10 persen. Direktur Utama PT MTN adalah Oemi Vierta Moerdika, bekas direktur di BUJT PT Jasamarga Yogyakarta Bawen yang sampai kini belum juga rampung pembangunannya. Sampai kini dia masih berstatusnya karyawan PT Jasa Marga Tbk.
Oemi Vierta Moerdika yang tidak berhasil menyelesaikan proyek di Yogya tersebut, diharapkan bisa merampungkan sejumlah kemelut di PT MTN. Menurut catatan sumber Pro Legal, PT MTN mengoperasikan ruas Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km sejak tahun 2019. Tahun 2019, tercatat perusahaan membukukan laba Rp 3,15 M. Namun pada per 31 Desember 2020, MTN mencatat kerugian Rp 291,7 M.
Persoalan MTN bukan hanya kelebihan pembayaran jasa pemborongan pekerjaan pembangunan dan kerugian yang cukup besar. MTN juga tercatat memiliki piutang dana talangan tanah (DTT) yang belum dibayar kembali oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) senilai Rp 165,2 milyar.
Ditambah pula, pada tahun buku 2019 tercataat MTN harus membayar bunga modal kepada bank senilai Rp 247 milyar, di antaranya Rp 193,6 M merupakan tanggungan perusahaan itu. Per 31 Desember 2020, bunga modal yang harus dibayar kepada bank meningkat menjadi Rp 275 M dan di antaranya tanggungan MTN senilai Rp 165,4M.
Ekstra hemat
“Sepertinya, tugas utama Bu Oemi adalah pengetatan anggaran,” kata salah satu manajer yang bertugas di kantor MTN di Parigi di Tangerang Selatan. Akibatnya, dalam menjalankan fungsinya sebagai direktur, Oemi sering bertindak ekstra hemat. Misalnya, dalam acara buka bersama pertengahan April 2023 yang diselenggarakan di kantor Jelupang, Oemi dan stafnya mengatur sendiri semua urusan pembelanjaan. “Saking hematnya, makanan buat buka cuma disediakan 30 kotak, padahal karyawan dan para pimpinan yang hadir dalam acara itu lebih dari 40 orang,” tutur manajer tersebut.
Pengoperasian ruas tol Kunciran-Serpong, dilayani oleh anak perusahaan PT Jasa Marga Tbk yang disebut PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO). Acara buka bersama itu, sejatinya bertujuan ‘menyapa’ para karyawan operasional di lapangan. Kenyataannya, para pengumpul tol maupun Satpam yang bertugas di gerbang tol terdekat,tidak kebagian makanan dan hanya jadi penonton.
Dialog singkat
Atas prakarsa pihak manajemen PT MTN, dibuka dialog dengan Oemi selaku Dirut PT MTN. Salah seorang staf bertanya tentang prosedur penghitungan ganti-rugi perlengkapan jalan tol jika terjadi kecelakaan. Katanya, penjelasan itu dia perlukan guna menyusun laporan yang sering diminta oleh pihak JMT (Jasamarga Metropolitan Tollroad) manajemen, pihak BUJT maupun pihak JMTO. Oemi terlihat tidak senang mendengar pertanyaan itu.
Salah seorang asisten manajer di lingkungan JMTO, kemudian bertanya tentang hal-hal yang diatur dalam kontrak antara pihak MTN dengan JMTO. Kata asisten manajer itu, ketidakjelasan isi kontrak itu mengakibatkan pihak JMTO sering bingung menentukan bagian mana yang jadi tanggungan pihak masing-masing. Penggantian lampu-lampu yang mati, pembelian alat pemadam api ringan (APAR) dan sejumlah perlengkapan kerja, sering tertunda karena ketidakjelasan siapa yang harus bertanggungjawab.
Oemi selaku Dirut MTN tidak menanggapi hal yang ditanyakan. Dia hanya mengatakan, soal itu sudah sering dia jelaskan dalam rapat tingkat manajemen. Jawaban ketus dari Dirut MTN itu, membuat tidak ada lagi penanya selanjutnya. “Dia arogan sekali. Batal deh rencana kita ‘menyapa’ karyawan operasional,” tutur salah seorang staf yang ikut menyusun penyelengaraan acara itu.
Oemi dikenal sebagai Ketua Srikandi Jasa Marga, yakni kelompok eksklusif para perempuan yang terbilang sukses di lingkungan perusahaan jalan tol tersebut. Salah satu hobinya adalah memamerkan foto-fotonya. Dalam akun Instagram ‘Neng Kribo Aja’ miliknya, Oemi mengunggah sekitar 1.500 foto. “Mungkin dia punya banyak waktu luang, karena tidak perlu mengurus rumahtangga,” ujar salah satu staf yang pernah mendampinginya di tempat kerja sebelumnya. Tim