791 Kotak Amal Disita Densus 88 Saat Lakukan Penangkapan Teroris JI di Lampung
Banyak yang berkedok kotak amal (rep)
Lampung, Pro Legal News- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyita ratusan kotak amal selama melakukan operasi penangkapan terhadap sejumlah tersangka kasus terorisme di Lampung dalam tiga hari terakhir.
Ada tiga tersangka yang diamankan dalam penangkapan itu. Mereka merupakan sejumlah petinggi di yayasan amal bernama Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA)."Densus 88 juga menyita 791 kotak amal, sejumlah uang dan barang lainnya. Kotak amal yang disita adalah milik Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurahman bin Auf (LAZ BM ABA)," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad kepada wartawan, Rabu (3/11).
Menurut Pandra, ratusan kotak amal disita dari sebuah rumah di Jalan Mahoni I,LK I, RT 06, Way Halim Permai,Way Halim, Bandar Lampung.
Aksi penangkapan tiga teroris di Lampung merupakan bagian pengembangan dari penangkapan jaringan lain di Jakarta dan Medan. Kini, kata dia, penyidik Densus masih melakukan pengembangan lebih lanjut atas temuan lainnya. "Semua barang bukti dan tiga orang terduga diamankan untuk dikembangkan," ucapnya.
Maka Pandra meminta kepada masyarakat hingga ketua lingkungan dapat aktif untuk melaporkan apabila melihat ataupun mengetahui tindakan-tindakan yang diduga terkait paham radikal. Upaya tersebut, kata dia, merupakan bagian dari langkah pencegahan.
Sebagai informasi, salah satu petinggi LAZ BM ABA yang ditangkap ialah Ketua yang menjabat hingga saat ini bernama Ir S. Kemudian, Densus juga menangkap seorang PNS yang bekerja sebagai Kepala Sekolah di salah satu SDN di Lampung berinisial DRS.
Dana tersebut disebut Densus nantinya akan digunakan untuk mengirim kader-kader JI ke sejumlah negara syam atau konflik untuk melakukan agenda Jihad Global. Misalnya negara yang dituju seperti Suriah, Irak, dan Afghanistan.
Di negara tersebut, kata dia, kader-kader akan dilatih untuk meningkatkan kemampuan militernya ataupun menjalin komunikasi dan berdiplomasi dengan kelompok-kelompok radikal lainnya."Ini untuk meningkatkan kemampuan pasukan tempur dari anggota JI dan tentunya untuk meningkatkan kemampuan militer dari anggota JI tersebut," ujarnya.(Tim)