Kapolri dan Panglima TNI Temui Personel Gabungan TNI/Polri di Slipi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis dinihari mendatangi kawasan perempatan Slipi, Jakarta Barat tempat terjadinya kerusuhan massa.
Jakarta, Pro Legal News - Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (26/9) dinihari mendatangi kawasan perempatan Slipi, Jakarta Barat tempat terjadinya kerusuhan massa. Kapolri dan Panglima TNI menemui personel gabungan TNI/Polri yang bersiaga di sana untuk mengamankan kawasan itu.
Kapolri dan Panglima tiba di lokasi yang penuh dengan batu berserekan di jalan sekitar pukul 00.10 WIB. Kedatangan Kapolri dan Panglima TNI disambut Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengky Haryadi.
Sebelum Kapolri dan Panglima TNI datang di lokasi, personel gabungan telah memukul mundur massa yang ricuh di kawasan Slipi menggunakan water cannon dan gas air mata sehingga massa berhamburan lari ke arah Palmerah.
Begitu juga massa didua lokasi lain, yakni di Palmerah dan Jalan Gatot Subroto dekat JCC juga dipukul mundur aparat gabungan, Kamis dinihari.
Meski sudah dipukul mundur, massa yang berkumpul di kawasan Slipi, Jakarta Barat melempari mobil Barracuda yang berada di Jalan Letjen S Parman. Personel TNI yang berjaga di lokasi langsung menghalau kerumunan massa.
Massa juga terkonsentrasi di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat, tetapi langsung dihalau personel TNI dengan perlengkapan tameng, body protector, dan tongkat menghalau massa hingga ke Petamburan.
Persobel gabungan sekitar pukul 00.45 WIB, juga berhasil menghalau massa yang ada P di depan Hotel Santika, Slipi. Seorang pria diduga yang memprovokasi massa diaman TNI.
Kamis dinihari Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengky Heryadi sempat menemui tokoh masyarakat di lokasi untuk meminta massa untuk membubarkan diri dari kawasan itu. Namun massa tetap bertahan sehingga petugas keamanan melakukan pemubaran paksa.
Sementara Maves Polri menyatakan sebanyak 65 anggota Polri terluka saat mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak RUU KUHP yang terjadi disejumlah wilayah di Indonesia.
Puluhan polisi tersebut diserang massa yang diduga sengaja merusuh. "Kami memastikan yang menyerang, memprovokasi adalah perusuh yang bergabung dengan oknum mahasiswa," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Puluhan polisi yang mengalami luka-luka adalah personel yang mengamankan massa aksi di beberapa wilayah di Indonesia. Dedi menuturkan mayoritas polisi terluka akibat dilempari batu atau benda tumpul lainnya dan dikeroyok massa.
Kamis (26/9) petugas menutup Jalan Gatot Subroto dekat gedung DPR/MPR. Tidak ada kendaraan yang diizinkan melintas di jalan depan gedung DPR.
Separator beton dipakai untuk menutup seluruh badan jalan hingga pagar Tol Dalam Kota. Kawat berduri juga sudah dibentangkan untuk menghadang massa di sana.
Polisi mengalihkan arus lalu lintas dari Semanggi menuju Grogol dialihkan ke Jalan Gerbang Pemuda.
Sejumlah petugas berjaga di lokasi untuk memantau kondisi lalu lintas. Jika Jalan Gatot Subroto dekat gedung DPR sudah dibuka, petugas akan mengabari operator TransJakarta yang ikut dialihkan rutenya.
Akibat penutupan jalan di depan gedung DPR, beberapa rute TransJakarta tidak melayani penumpang karena tidak bisa melintas. Rico