a a a a a a a a a a a
logo
Tentang KamiKontak Kami

Massa Aksi Mujahid 212 Dihadang di Depan Patung Kuda Silang Monas

Massa Aksi Mujahid 212 Dihadang di Depan Patung Kuda Silang Monas
Jakarta, Pro Legal News - Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat turun langsung ke lokasi untuk memantau Aksi Mujahid 212 di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (28/9).

Selain memantau aksi massa itu, Brigjen Wahyu juga mengecek kesiapan personel polisi yang berjaga di depan Istana. Ratusan personel polisi ditempatkan di depan Iatana.

Dua water cannon dan kendaraan barracuda disiagakan di sekitar Istana untuk mengantisipasi aksi massa merapat ke Istana.

Sementara  massa Aksi Mujahid 212 yang hendak ke Istana dengan cara long march dari Bundaran HI pada Sabtu padi tertahan di kawasan Patung Kuda.

Massa Aksi Mujahid 212 memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ada empat isu yang dibawa  massa Aksi Mujahid 212 terhadap pemerintahan Jokowi.

Pertama massa aksi ini mempersoalkan rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua dan penanganan karhutla yang dinilai lamban sehingga  asap meluas hingga ke negara tetangga.

Personel polisi melakukan penjagaan ketat akses jalan menuju Istana Negara. Massa tertahan di kawasan Patung Kuda. Di sana telah dipasang kawat berduri  dengan 3 water canon, 1 barracuda, dan 1 mobil raisa siap siaga menghadang massa.

Sejumlah massa aksi 212 terlihat duduk-duduk di trotoar jalan sekitar Patung Kuda. Sednag Ketua Panitia Aksi Mujahid 212, Edy Mulyadi berada di atas mobil komando.

Massa terus menyuarakan aspirasinya serta isu ambulans Pemprov DKI maupun PMI yang membawa batu saat demo anarkis di depan Gedung DPR/MPR RI.

Ketua Panitia Edy dari atas mobil komando dalam salah satu orasinya mengatakan, pihaknya berkumpul di depan Patung Kuda dengan rencana awal ke Iatana dengan satu niat.

Niatnya  ingin menggapai rida Allah menurut Edy bahwa Indonesia yang kita cintai harus diselamatkan, harus diselamatkan dari tangan-tangan jahat, dari tangan korup, dari tangan-tangan penguasa yang hatinya penuh kebencian terhadap Islam.

Edy dalam orasinya juga menyebut Indonesia dalam kondisi tidak baik. Edy juga sempat mempermasalahkan tindakan polisi yang sempat menahan sejumlah ambulans karena diduga membawa stok batu untuk massa anarkis dalam demo ricuh di kawasan DPR.

Kata Edy, petugas kalangan medis, dalam perang sekalipun dilindungi. Sebaliknya pihak Medis oleh aparat keamanan ndi depan Gedung DPR malah digebuki dan menyebarkan hoax ambulans kita membawa batu, membawa bensin.

"Begitu PMI bilang tidak ada, petugas PMI digebuki, pasien digebuki. Baru polisi bilang maaf, bukan begitu maksudnya," kata Edy.

Dia juga menyinggung penangkapan sejumlah tokoh karena ujaran kebencian di media sosial. Edy menilai polisi sangat gagah dalam menjaring pihak pihak tertentu dengan UU ITE. Tim
Nasional Massa Aksi Mujahid 212 Dihadang di Depan Patung Kuda Silang Monas