Temuan Belatung Dalam Mayat Sekeluarga Yang Tewas di Kalideres Bisa Dijadikan Petunjuk
Proses olah Tempat kejadian Perkara (TKP) kasus tewasnya empat anggota keluarga di Perumahan Citra Garden I Kalideres (rep)
Jakarta, Pro Legal - Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11). Empat orang yang tewas itu meliputi bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).
Sebelumnya, pada Rabu petang lalu penyidik gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat yang turun langsung melakukan olah TKP lanjutan.
Dalam proses olah TKP itu beberapa ahli seperti dokter forensik, INAFIS, dan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri.
Berdasarkan olah TKP pada Rabu lalu terdapat sejumlah fakta sebagai berikut :
Terdapat tumpukan sampah di dalam rumah. Bahkan pihak kepolisian menyebut telah menemukan sampah dalam jumlah yang cukup banyak di bagian belakang rumah. "Sebagai contoh dalam TKP, sore hari ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam," ujar Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di lokasi, Rabu petang.
Dari hasil temuan itu, menurut Hengki diasumsikan bisa menggambarkan hubungannya dengan tetangga sekitar, apakah keluarga yang tertutup dan lain sebagainya.
Selain itu Polda Metro mengklaim telah mengantongi motif sekaligus mematahkan dugaan-dugaan motif yang sebelumnya telah beredar. "Dan ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif," ujar Hengki di lokasi.
Namun Hengki masih belum mau membeberkan soal motif dari kasus ini. "Ya nanti kesimpulan terakhir ya, kita enggak boleh sampaikan sekarang," ujarnya.
Selain itu, Hengki juga menyebut kasus ini merupakan kasus yang rumit. Sehingga membutuhkan kehati-hatian dalam penyelidikannya. "Jadi gini rekan-rekan, ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian," ujar Hengki.
Hengki juga menyampaikan, dalam gelar olah TKP kali ini telah menemukan belatung yang menurutnya, bisa membuat terang ihwal waktu kematian para korban. "Karena kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal. Nah, ini tim ahli," ujar Hengki.
Namun Hengki tidak mau membeberkan temuan belatung itu terdapat di seluruh korban atau hanya salah satu. Selain itu, pihak kepolisian juga turut membuka kans untuk melibatkan ahli serangga atau entomologi dalam membongkar kasus ini.
Dalam proses olah TKP itu, pihak kepolisian juga turut melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) dalam penyelidikannya.
Pelibatan Apsifor ini guna mempelajari secara komprehensif aspek kejiwaan keempat jasad tersebut. "Kita juga melibatkan Apsifor. Psikologi forensik yang akan mempelajari secara komprehensif terhadap empat jenazah ini," ujar Hengki.
"Segala aspek dalam empat jenazah ini akan diteliti. Semua, segala aspek kita akan teliti, kejiwaan dan sebagainya kita akan teliti," imbuhnya.(Tim)