Surabaya, Pro Legal-Aparat kepolisian mengusut kasus mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang ditemukan tewas dalam mobil di halaman sebuah apartemen, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/11) pagi.
Menurut Kanit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Waru Ajun Komisaris Polisi Ahmad Yani mahasiswa yang ditemukan tak bernyawa tersebut berinisial CA asal Kediri dan berusia 21 tahun. Saat CA ditemukan tewas, dari dalam mobil bernopol AG 1484 BY, tersebut ditemukan sejumlah barang pribadi milik korban berupa telepon genggam dan kartu identitas diri.
Selain itu, terdapat benda berupa tabung helium beserta selang mengarah ke kantong plastik yang membungkus kepala korban serta sepucuk surat wasiat berbahasa Inggris. "Ada handphone, dompet korban, dan tabung helium. Suratnya berbahasa Inggris," ujar Ahmad Yani kepada wartawan di Sidoarjo, Minggu.
Ahmad Yani mengatakan jika surat berbahasa Inggris itu ditujukan kepada orang tua, sahabat dan orang dekat korban. Namun, Yani enggan mengungkapkan isi surat tersebut lantaran masih diselidiki. "Bahasa Inggris pokoknya, masih bingung ini," ujarnya.
Hingga kini polisi belum memastikan penyebab kematian CA karena autopsi jenazah korban masih berlangsung. "Menunggu autopsi dulu, belum tahu penyebab meninggalnya korban," ujarnya. Sebelumnya juga sempat diberitakan jika korban ditemukan tewas dalam mobil yang terparkir di halaman apartemen dalam posisi duduk di jok bagian belakang kemudi. "Korban ditemukan sudah meninggal dengan posisi duduk di jok belakang kemudi. Pintu dan kaca mobil semua tertutup," ujar Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo kemarin.
Andaru awalnya mendapat laporan dari Polsek setempat bahwa ditemukan mayat perempuan di dalam mobil. Saat ditemukan, kepala CA terbungkus plastik serta dilakban. "Dalam mobil, korban ditemukan dengan kondisi kepala dibungkus plastik dan bagian leher, plastik, ada lakbannya," terangnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair Prof. Dr. Murni Lamid ketika dikonfirmasi terpisah mengaku terkejut dengan kabar duka yang terjadi pada mahasiswanya tersebut.
Murni mengatakan CA saat ini sedang menjalani program pendidikan dokter hewan, yaitu program co-asistensi dan sekarang akan memasuki pada divisi. "Saya cukup kaget dan deg-degan ini tadi. Saya nangis dari tadi itu karena ini berita yang mendadak dan kami merasa dengan adanya berita ini kami sangat terpukul sekali," ujarnya.
Murni mengatakan CA berada di kelompok 41, yang pada Senin (6/11) ini diagendakan akan menjalani program co-asistensi di divisi parasitologi. "Saya dapat berita dari keluarganya bukan dari polisi. Katanya di rumah sakit (kamar jenazah) itu tidak ada siapa-siapanya, cuma dua orang tante dan om, kemudian satu dosen dari kampus, sedangkan yang lainnya tidak ada," ujarnya.
Rencananya, jenazah CA dipulangkan ke kampung halamannya di Kediri untuk dimakamkan setelah autopsi rampung.(Tim)