Alip Ba Ta, Sang Master Fingerstyle Yang Jadi Duta Budaya
Oleh : Gugus Elmo Ra’is Dari sebuah kamar kontrakan yang sederhana di bilangan Cakung, Jakarta Timur, Alip Gustakiyat atau yang memiliki nama populer Alip Ba Ta, telah membius para musisi dunia. Sopir forklif ini mampu mengcover lagu-lagu legendaris seperti Bohemian Rapshody, Black or White, Sweet Child O Mind, The Last Mohicans, Hotel California, Final Countdown,Goosbumb,Wonderful Tonight, Godfather secara nyaris sempurna. Alip Ba Ta mampu me-aransemen ulang dengan gayanya yang skillfull, seperti teknik legato, arpegio, bending, taping.
Dentingan suara gitar Alip mampu mengalir secara lembut dan penuh improvisasi dengan akurasi dan tempo yang stabil sehingga mampu mengundang decak kagum para musisi dunia seperti Igor Presnyakov, Brian May, Brad Jaye william hingga gitaris group band Dragon, Herman Lee. Tak mengherankan bila video Alip mengcover lagi Sweet Child O Mind telah diikuti sekitar 9 juta pemirsa dan subscriber.
Alip menjadi satu-satunya musisi asal Asia yang fenomenal dan menjadi bahan pembertiaan media-media dunia seperti Media Gun N Roses, Media Austin Texas, Media Gitarworld Dunia, Media Clasic Rock Dunia, Media Brasil. Sehingga tak mengherankan bila kini nama Alip Ba Ta populer di beberapa negara seperti Philipina, Korea, Kanada serta Amerika. Karena secara rutin reactor-reactor seperti, Ellis Lamar, Mike, Shady Sae, Jaccy Raymundo, Rob Car, Magilunchbox membahas teknik-teknik Alip Ba Ta yang mumpuni dan nyaris tiada tandingannya. Tak jarang para reactor itu menangis dan merinding melihat teknik Alip yang melahirkan denting gitar syahdu dan membius hati.
Eloknya, selain rendah hati, Alip Ba Ta juga mampu menginterprestasi semua lagu secara detail dan sempurna lalu di aransemen ulang dengan gayanya sendiri yang sangat indah. Tetapi Alip juga tanpa sadar telah menjadi duta budaya Indonesia terutama Jawa. Para musisi dari Kanada kini berbondong-bondong mempelajari musik dangdut setelah melihat cover lagi dangdut Sekujur Bangkai milik Raja Dangdut Rhoma Irama yang mampu dibawakan Alip secara ritmis dan terasa syahdu.
Apalagi setelah Alip membawakan lagi Keroncong melalui lagu Bengawan Solo, mereka semakin tertarik dengan budaya Indonesia. Bahkan kini banyak reactor yang tiba-tiba ingin mempelajari bahasa Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Shady Shane yang belajar Bahasa Indonesia selama satu bulan hanya untuk mempelajari lagu-lagu Indonesia. Maka tak mengherankan bila banyak ungkapan-ungkapan dalam bahasa Indonesia yang mereka lontarkan ketika memberikan komentar terhadap Alip seperti mantap, gokil, luar biasa hingga jancuk kowe.
Selain mengcover lagu-lagu legendaris sebagai benchmark dan indikator penilaian para kreator, Alip juga menyelipkan lagu-lagu serta sisi spiritualisme Jawa melalui lagu, Lingsir Wengi yang notabene warisan Sunan Kali Jaga, Kidung Wahyu Kolosebo miliki Ki Narto Sabdo hingga lagu Campursari yang populer seperti Layang Kangen milik almarhum Didi Kempot. Pendeknya Alip, melalui gitar ingin menawarkan dimensi lain dari budaya Indonesia maupun Jawa, yang selama ini jarang diketahui oleh dunia.
Maka tak mengherankan bila Alip Ba Ta kini telah menjelma menjadi duta budaya Indonesia yang sesungguhnya dengan cara yang sangat sederhana. Melalui kidung yang mengalir dari gitar akustiknya, Alip telah mampu membius banyak orang sekaligus mengajak mereka untuk mempelajari Indonesia.***