a a a a a a a a a a a
logo
Tentang KamiKontak Kami

ICK : HUT Ke 74 Bhayangkara, Polri Krusial Era Pandemi dan Pilkada Serentak 2020

ICK : HUT Ke 74 Bhayangkara, Polri Krusial Era Pandemi dan Pilkada Serentak 2020
Jakarta, Pro Legal News - Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK) menyatakan di Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-74, 1 Juli, Polri dihadapkan pada dua situasi krusial tidak menentu sampai kapan berakhirnya era pandemi Covid-19, dan situasi nasional Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember 2020 mendatang.

Hal tersebut dikatakan Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK) Gardi Gazarin, S.H. kepada wartawan d Jakarta. Rabu (1/7) pagi tadi.

Menurut Gardi, dua situasi ini Polri harus bisa “Eling lan waspada, sadar lan sabar, setiti lan ngabekti, sumeleh tur sareh” (Ingat dan waspada, sadar dan sabar, hemat, mengabdi, Ikhlas dan tenang).

“Dengan kata-kata bijak di atas, sesuai tambah usianya, Polri tetap solid, buang dendam akibat tidak tahan dikritik, harus mampu mengalahkan diri sendiri dengan mengedepankan ketenangan dan kondusifitas masyarakat, terlebih
mau mengalah dan tetap merangkul sekali pun musuh maupun lawan dengan maksud memberikan untuk kepentingan Kamtibmas yang lebih baik,” kata Gardi Gazarin.

Sejalan motto tugas profesional, modern, terpercaya (promoter) di tengah masa pandemi dan situasi yang tidak menguntungkan khususnya bangsa Indonesia dan belahan dunia yang dirasuki Covid-19.

Perekonomian berakibat kejahatan sangat krusial bagi masyarakat di era pandemi, sehingga bisa memunculkan berbagai “perlawanan” baik dari kalangan mahasiswa, kelompok masyarakat, dan pelaku kejahatan

Apalagi tidak sedikit pelaku kejahatan yang mendapat asimilasi setelah bebas justru kembali berulah melakukan kejahatan. Ini perlu penanganan dengan hati legowo artinya, mengalah dan merangkul lawan demi Kamtibmas,” kata Gardi Gazarin.

Di hari jadi Bhayangkara 74 ini, Kapolri saatnya “membangunkan tidur” Polmas (Polisi Masyarakat) yang akhir akhir ini bagaikan mati suri karena ditelan situasi krusial hingga berlangsung dimana masyarakat lebih disibukan pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Rentetan “tidurnya Polmas” dengan tidak diberdayakan secara maksimal berakibat semakin maraknya isu-isu menyesatkan gentayangan di kalangan masyarakat terlebih di media sosial, mulai isu komunisme, kebangkitan kelompok radikal, politik, hukum yang dianggap tidak berkeadilan atau menyinggung rasa penegakan keadilan hingga hilangnya rasa kepercayaan masyarakat terutama pada institusi Polri.

Tentu saja di usia Polri yang matang sebagai institusi pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat sudah semestinya harus menjadi semakin dewasa menjadi “Bapak Kamtibmas”. Sebagai sosok pelopor Kamtibmss dengan pelayanan tidak saja ditingkatkan tetapi dibarengi kemampuan SDM, kelengkapan alat tugas mumpuni yakni pengadaan hingga pemakain teknologi IT dan sarana anti hura hara lainnya.

Dengan inovasi dan kreatif untuk memudahkan dan kelancaran pelayanan yang prima, agar pengamanan Kamtibmas berjalan kondusif. “Jangan ada diskriminasi pada kelompok atau golongan tertentu. Bapak Kamtibmas harus dapat mengayomi semua masyarakat agar kecintaan terhadap Polri benar-benar menjadi idaman. Begitu tatkala melindungi semua lapisan hingga masyarakat paling bawah sangat mendambakan hati nurani Polri,” kata wartawan senior ini.

Kita sadari lanjut Gardi Gazarin, di tengah krusial Polri masa pandemi Covid-19 bukanlah hal mudah untuk menjalankan titah Tri Brata. Namun, dengan semangat solidaritas Polri era Kapolri Jenderal Pol Idham Azis juga diharapkan tambah senyum Kamtibmas berkat fakta kinerja Promoter. Polri harus mau dan dapat merangkul masyarakat baik yang kontra maupun pro dalam menjalankan titah Tri Brata demi terciptanya Kamtibmas.

“Pimpinan Polri jangan segan merangkul dan membimbing yang kontra sekalipun “musuh” apakah masyarakat atau elemen, mahasiswa maupun kelompok kelompok lainnya yang dianggap mengganggu Kamtibmas. Jangan sampai Pataka Tri Brata yang merupakan “Kramat” sejak 19 Agustus 1945 pembentukan Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN) pertama resmi dilantik Presiden Soekarno pada 29 September 1945, justru era ini menjadi “Petaka Polri” karena tidak menjalankan Tri Brata dan 4 butir Catur Prasetya,” ungkap Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) masa periode 2014-2016.

Lebih lanjut Gardi Gazarin mengatakan bagi seorang pemimpin tidak ada kata lain selain berusaha dan harus dapat merangkul masyarakat terutama elemen, mahasiswa atau sekalipun kelompok yang dianggap mengganggu Kamtibmas.

Dengan itu, pembinaan dan toleransi yang di kedepankan Polri bisa memaksimalkan terciptanya Kamtibmas ditengah masyarakat yang sedang hidup dalam “cengkeraman” Covid-19 secara bertahap mengalami kesulitan mulai ekonomi keluarga, pekerjaan, usaha, bahkan sampai silaturahmi di masyarakat sangat terganggu.

Ditambah lagi masyarakat di beberapa daerah yang akan menghadapi Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 mendatang, Polri diharapkan sukses. “Di sini lah dibutuhkan manajemen Kamtibmas yang tegas dan humanis akan menghasilkan Kamtibmas yang baik, sebaiknya lawan manajemen arogansi karena kekuasaan atau sedang berkuasa yang bisa mendulang “gejolak” dan kericuhan di masyarakat.

Bila manajemen humanis Kamtibmas tercipta, maka dapat dipastikan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dapat dirasakan semua masyarakat ditambah lagi sentuhan sentuhan karya Promoter,” tambah Gardi Gazarin.

Sehingga kepercayaan terhadap “Bapak Masyarakat” menjadi titah kepada masyarakat dalam setiap menjalankan aktivitas baik di lingkungan maupun di tempat kegiatan lainnya menjadi motivasi dan inspirasi menjaga hingga mencintai Kamtibmas dimana pun bertempat tinggal. “Jangan pula sebaliknya, kelihatan baik tapi ‘Meneng widara uleran’ (Terlihat baik namun sebenarnya buruk nilai negatif bahkan mudah dendam karena tidak tahan kritik),” ucap Gardi Gazarin.Tim
Satria Bhayangkara ICK : HUT Ke 74 Bhayangkara, Polri Krusial Era Pandemi dan Pilkada Serentak 2020